Ayampetelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Menurut beberapa sumber bahwa asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banya. Pengembangan usaha ternak unggas jenis ras layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki
Fokusutamanya adalah variasi hormon yang dapat berdampak negatif pada berat badan seseorang, dan juga melihat faktor lain yang dapat menyebabkan obesitas dan gangguan kronis lainnya. Diet pengaturan ulang hormon adalah program 21 hari tiga langkah yang menggabungkan diet, olahraga, suplemen nutrisi, dan pembersihan untuk meningkatkan
Unggassebagai hewan ternak. Selain daging ada juga sapi yang dibudidayakan untuk keperluan diambil susunya yang dinamakan sapi perah. Budidaya ini kerap dijadikan sebagai sebuah ladang bisnis yang ampuh untuk mendapatkan banyak keuntungan yang berlimpah. Umumnya manusia memelihara unggas untuk mendapatkan manfaat berupa daging telur dan bulunya.
Padaumunya hewan unggas dipelihara oleh manusia untuk diambil manfaat ataupun nilai ekonomisnya seperti daging, telur, atau yang lainnya. Sehingga kata unggas tidak lagi asing untuk kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun ketika ditanya apa itu unggas pada umumnya orang tidak mengetahui jawabannya dan justru langsung menyebutkan contohnya.
Sistemkami menemukan 20 jawaban utk pertanyaan TTS yang dilakukan unggas supaya telurnya menetas. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Unggasadalah hewan dari keluarga burung yang memiliki sayap, berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan berkembang biak dengan cara bertelur. Contoh hewan unggas adalah, semua jenis burung, ayam, itik, angsa, mentok, dan binatang sejenisnya. Unggas merupakan hewan yang bisa diternak untuk diambil manfaatnya. Misalnya, dagingnya, telurnya, bulunya, suaranya (kicaunya), dan sebagainya. Unggas
Enthokadalah sejenis burung atau unggas yang termasuk keluarga bebek yang dipelihara untuk diambil daging dan telurnya. Istilah mentok berasal dari bahasa Jawa; di tempat lain ia mungkin disebut dengan salah satu atau beberapa nama berikut: entok, enthok atau entog Beberapa jenis entok yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
TigaJenis Unggas Bertubuh Besar Yang Dipelihara Manusia Untuk Dikonsumsi Dagingnya Oleh Manusia. Nama ilmiah dari burung unta adalah Struthio camelus. Burung ini berasal dari Afrika. Ia menjadi jenis burung terbesar yang masih hidup hingga kini, burung unta memiliki dapat mencapai tinggi hingga 2,5 meter.
Ayamadalah unggas petelur yang umum dibudidayakan karena permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap telur ayam yang tinggi. Enthok adalah sejenis burung atau unggas yang termasuk keluarga bebek yang dipelihara untuk diambil daging dan telurnya. Istilah mentok berasal dari bahasa Jawa; di tempat lain ia mungkin disebut dengan salah satu
iWsCsN4. BAB I PENDAHULUAN Unggas merupakan hewan yang sengaja dibudidayakan untuk diambil daging dan telurnya yang mempunyai ciri fisik hampir seluruh tubuhnya ditumbuhi oleh bulu. Salah satu ternak yang paling digemari untuk diternakkan diantaranya adalah ayam. Ayam merupakan genus Gallus yang berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur merupakan cikal bakal dari calon anak ayam yang didalam telur tersebut mengandung banyak kandungan zat gizi yang diperlukan oleh pertumbuhan embrio selama didalam telur. Telur yang akan ditetaskan harus berasal dari telur yang fertil atau dibuahi oleh pejantan. Selain itu, masih banyak faktor yang mempengaruhi telur yang akan ditetaskan. Sedangkan telur yang tidak dibuahi oleh pejantan disebut dengan telur konsumsi artinya telur tersebut tidak dapat menetas meskipun ditetaskan. Untuk meningkatkan populasi ternak unggas seperti ayam, itik dan entok. Maka diperlukan cara penetasan telur yang tepat untuk dapat mengerami jumlah telur yang banyak dalam waktu yang bersamaan. Pengeraman telur ini dapat terjadi pada unggas jika sifat mengeraminya telah muncul. hal ini dapat berakibat menurunkan hasil produksi ternak unggas. Maka dibutuhkan alat yang dapat meningkatkan produksi seperti mesin tetas. Penetasan menggunakan mesin tetas secara buatan memiliki prinsip yaitu menetaskan telur tetas dengan menggunakan mesin tetas yang meniru penetasan alami dan manusia yang bertanggung jawab atas seluruh prosesnya. Lamanya proses penetasan tergantung dari besar kecilnya telur yang akan ditetaskan. Saat ini, dengan adanya alat penetas buatan akan mempermudah perbanyakan populasi unggas ini. Walaupun masih dalam bentuk yang sederhana, tetapi Indonesia sudah mampu membuatnya. Mulai dari kapasitas seratus hingga ribuan, karena memang prinsipnya sederhana. Dari uraian diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut 1. Apa yang dimaksud dengan penetasan? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi penetasan? 3. Hal apa saja yang perlu diperhatikan saat penetasan? 4. Bagaimana mekanisme penetasan telur? Adapun tujuan dari makalah ini adalah 1. Mengetahui apa itu penetasan telur. 2. Mengetahui hal-hal yang diperhatikan saat penetasan telur. 3. Mengetahui mekanisme penetasan telur. 4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penetasan telur. Manfaat 1. Sebagai sumbangsih ilmu dan teknologi di bidang peternakan 2. Sebagai informasi mekanisme penetasan telur dengan menggunakan mesin tetas. 3. Sebagai informasi yang dapat dipublikasikan secara luas tentang meningkatkan produksi dalam bidang peternakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penetasan merupakan proses perkembangan embrio di dalam telur sampai menetas. Penetasan telur itik dapat dilakukan secara alami atau buatan. Penetasan buatan lebih praktis dan efisien dibandingkan penetasan alami, dengan kapasitasnya yang lebih besar. Penetasan dengan mesin tetas juga dapat meningkatkan daya tetas telur karena temperaturnya dapat diatur lebih stabil tetapi memerlukan biaya dan perlakuan lebih tinggi dan intensif Ningtyas, dkk, 2013 Pengaruh kelembaban terlalu rendah adalah 1. Air terlalu banyak menguap dari dalam telur sehingga sering terjadi perlengketan embrio atau pembuluh darah sembrio lengket dengan selaput kulit telur yang dapat menyebabkan kematian anak unggas. 2. Embrio mengalami kesulitan berotasi dalam mencari posisi memecah kulit telur. 3. Anak unggas yang menetas akan kelihatan kurus sehingga akan mengalami gangguan pertumbuhan. 4. Sangat menurunkan daya tetas Jasa, 2006 Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangsa ayam, umur, musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan serta sistem pemeliharaan Tugiyanti dan Iriyanti, 2012 Faktor yang mempengaruhi kesuksesan proses penetasan pada mesin tetas adalah suhu, kelembaban, sirkulasi udara dan pemutaran telur Winarto, dkk, 2008 Siklus pertumbuhan dimulai dari pengiriman ayam ke peternakan sampai hari panen. Waktu yang diperlukan untuk merawat anakan sampai mereka siap untuk dipanen adalah sekitar pada umur 42 hari untuk setiap siklus pertumbuhan, berdasarkan data historis. Ketika siap dipanen, biasanya ketika ayam mencapai berat hidup dasar 1,5 kilogram, Cagape, 2009 Proses ini berupa analisa visual dalam peneropongan pada telur yang diberikan cahaya pada salah satu sisi didalam ruang gelap atau sering disebut candling. Dijaya, dkk, 2016 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menetaskan telur dengan mesin tetas adalah bobot telur tetas, karena bobot telur tidak hanya berpengaruh terhadap daya tetas saja tetapi juga sangat berpengaruh terhadap bobot tetas. Mahi, dkk, 2013 Prinsip kerja alat tetas adalah mengganti panas yang ditimbulkan oleh eraman badan induk ayam dengan alat pemanas buatan yang berasal dari listrik ataupun lampu minyak tanah. Sujionohadi dan Ade, 2000 Proses candling telur bertujuan untuk memisahkan yang fertil dengan infertil. Rahayu, dkk, 2011 Hari kualitas ayam afkir dinilai dengan mempertimbangkan beberapa parameter sebagai warna, vitalitas, kualitas pusar, serapan kuning, kaki konfirmasi, terbentuk dengan baik paruh, daya tetas, berat kuning telur dan panjang telur. Sementara beberapa parameter ini bersifat kualitatif, yang lain adalah karakteristik kuantitatif ayam. Karena menilai parameter kualitatif, beberapa sistem penilaian telah dikembangkan untuk mengkonversi faktor-faktor ini menjadi skor kuantitatif. Aydin and Ardha, 2013 Internasional, ada tampaknya menjadi pemutusan antara penelitian pada fumigasi dengan menggunakkan fosfin untuk tahan lama, komersialisasi sebenarnya perawatan fosfin berdasarkan penelitian, dan setiap kohesif upaya untuk menyetujui fumigasi fosfin sebagai pengobatan disinfektan secara regulasi Jamieson, 2012 Anak ayam broiler dari satu inkubator menetas dalam jangka waktu yang lama, yang menyebabkan dehidrasi dan penurunan cadangan kuning karung mereka anak ayam yang menetas lebih awal dan berpotensi mengganggu kinerja awal Vieira, 2005 Data yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan bahwa suhu diterapkan selama periode pertumbuhan inkubasi buatan telur ayam selama jangka waktu inkubasi adalah 35 - 37 ° C, Ada hubungan linear jelas antara durasi inkubasi waktu dan inkubasi luar dan di dalam suhu Harb, 2010 BAB III PEMBAHASAN Penetasan telur Penetasan telur adalah usaha untuk menetaskan telur unggas dengan bantuan mesin penetas telur yang cara kerjanya meniru tingkah laku induk unggas lainnya selama masa mengeram. Menurut Ningtyas, dkk 2013, menyatakan bahwa “penetasan telur itik dapat dilakukan secara alami atau buatan. Penetasan buatan lebih praktis dan efisien dibandingkan penetasan alami, dengan kapasitasnya yang lebih besar”. Perbanyakan populasi unggas biasanya ditempuh dengan cara menetaskan telur yang sudah dibuahi fertil. Menetaskan telur dengan alat tetas buatan Berbeda dengan cara penetasan alami, maka pada cara menetaskan telur dengan alat tetas buatan 100% aktivitas penetasan itu membutuhkan campur tangan manusia. Sehingga induk unggas hanya bertelur dan tidak punya tugas untuk menetaskan telur tetas melalui aktivitas pengeraman. Menurut Aydin and Ardha, 2013, meyatakan bahwa menilai parameter kualitatif, beberapa sistem penilaian telah dikembangkan untuk mengkonversi faktor-faktor ini menjadi skor kuantitatif. Penetasan buatan dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut mesin tetas atau inkubator. Prinsip penetasan alami, yaitu menyediakan kondisi lingkungan seperti temperatur dan kelembaban yang sesuai agar embrio dalam telur berkembang dengan optimal, sehingga telur dapat menetas serta mengganti panas yang ditimbulkan oleh eraman badan induk ayam dengan alat pemanas buatan yang berasal dari listrik ataupun lampu minyak tanah. Sujionohadi dan Ade, 2000 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETASAN 1. Telur tetas berat telur, warna telur, lama simpan, kebersihan telur, keutuhan telur dan sex ratio Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menetaskan telur dengan mesin tetas adalah bobot telur tetas, karena bobot telur tidak hanya berpengaruh terhadap daya tetas saja tetapi juga sangat berpengaruh terhadap bobot tetas. Mahi, dkk, 2013 2. Operator terdapat 2 masa kritis yaitu a. Masa kritis 1 pada hari ke 4 terjadi proses pembentukan embrio dan organ vital b. Masa kritis 2 pada H-3 sebelum menetas terjadi proses pengumpulan energi untuk penyerapan air dan kalsium, serta fosfor digunakan untuk proses pipping. Tugas operator selama penetasan adalah a Mengatur suhu ruangan mesin tetas sesuai dengan suhu yang ditentukan. b Mengatur dan mengontrol kelembaban ruangan mesin tetas c Melakukan pembalikan / pemutaran telur. d Melakukan pemeriksaan telur dengan alat teropong. e Mencatat semua kegiatan yang dilakukan selama penetasan berlangsung. f Pemutaran telur, mempunyai tujuan untuk memberikan panas secara merata pada permukaan telur, Selain itu untuk mencegah agar embrio tidak menempel pada salah satu sisi kerabang telur. Pemutaran telur dilakukan dengan mengubah posisi telur dari kiri ke kanan atau sebaliknya, untuk telur dengan posisi mendatar yang bawah diputar menjadi diatas, apabila telur diberdirikan bagian yang tumpul harus diatas. g Peneropongan, dilakukan karena untuk mengetahui keberadaan atau perkembangan embrio secara dini. Peneropongan biasanya dilakukan sebanyak 3 kali selama penetasan berlangsung yaitu pada hari ke 1, ke 7 dan hari ke 18. Rahayu, dkk, 2011 menyatakan bahwa proses candling telur bertujuan untuk memisahkan yang fertil dengan infertil. 3. Mesin tetas ada 2 jenis yaitu a. Still air incubator jumlah telur yang ditetaskan terbatas sekitar 300-350 butir, panasnya hanya dari atas tidak merata Setter 1-18 hari untuk pengeraman Hatcher 19-21 hari untuk menetas b. Force draught incubator panasnya merata dan jumlah telur tergantung kapasitas Mengapa penetasan telur perlu dilakukan ? Karena ada jenis unggas yang mempunyai naluri atau sifat mengeram sedikit atau bahkan tidak punya sifat tersebut. Jumlah telur yang mampu dierami indukpun terbatas sehingga menyulitkan manajeman pemeliharaan. Maka perlu penetasan secara buatan agar produksi dari seekor induk lebih banyak. Winarto, dkk, 2008 menyatakan bahwa “faktor yang mempengaruhi kesuksesan proses penetasan pada mesin tetas adalah suhu, kelembaban, sirkulasi udara dan pemutaran telur” Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penetasan adalah 1. Kesesuaian suhu 38-39ºC dan kelembaban 50-70% Data yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan bahwa suhu diterapkan selama periode pertumbuhan inkubasi buatan telur ayam selama jangka waktu inkubasi adalah 35 - 37 ° C, Ada hubungan linear jelas antara durasi inkubasi waktu dan inkubasi luar dan di dalam suhu Harb, 2010 Menurut Jasa 2006, pengaruh kelembaban terlalu rendah adalah a Air terlalu banyak menguap dari dalam telur sehingga sering terjadi perlengketan embrio atau pembuluh darah sembrio lengket dengan selaput kulit telur yang dapat menyebabkan kematian anak unggas. b Embrio mengalami kesulitan berotasi dalam mencari posisi memecah kulit telur. c Anak unggas yang menetas akan kelihatan kurus sehingga akan mengalami gangguan pertumbuhan. d Sangat menurunkan daya tetas 2. Sex ratio dan lamanya penyimpanan optimal ≤ 4 hari 3. Bentuk telur dengan menghitung indeks telur =sumbu pendek/sumbu panjang dan dinyatakan dalam satuan % 4. Penyimpanan perlu ditimbang dan diukur indeks bias 6. Pemasukan telur ke dalam mesin tetas Kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya bangsa ayam, umur, musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan serta sistem pemeliharaan Tugiyanti dan Iriyanti, 2012 Mekanisme penetasan telur menggunakan mesin tetas Dilakukan dengan menggunakan pengasapan dari KmnO4 sebanyak 2 gram dimasukkan kedalam wadah plastik kemudian dituangkan formaldehid 40% sebanyak 40 ml. Fumigasi dilakukan 24-48 jam sebelum mesin tetas digunakan. Tujuannya untuk mensucihamakan mesin tetas dari mikroorganisme patogen. Fumigasi dengan menggunakkan fosfin untuk tahan lama, komersialisasi sebenarnya perawatan fosfin berdasarkan penelitian, dan setiap kohesif upaya untuk menyetujui fumigasi fosfin sebagai pengobatan disinfektan secara regulasi Jamieson, 2012 2. PELAKSANAAN PENETASAN. a. Hari ke 1 Masukkan telur ke dalam mesin tetas setelah langkah-langkah persiapan sudah siap. Ventilasi ditutup rapat, suhu 38ºC, catat posisi telur pada kartu kontrol. Lakukan pemerikasaan telur candling setelah 24 jam. Dijaya, dkk, 2016 menyatakan bahwa proses ini berupa analisa visual dalam peneropongan pada telur yang diberikan cahaya pada salah satu sisi didalam ruang gelap atau sering disebut candling. b. Hari ke 2 Mesin tetas dibiarkan tertutup rapat, Suhu 38ºC c. Hari ke 3 Mesin tetas dibiarkan tertutup rapat, Suhu d. Hari ke 4 Mulai pemutaran telur, pemutaran telur dilakukan sehari 3 kali yakni pagi jam siang jam malam jam dengan cara membalik kanan ke kiri atau tanda O ke tanda X setiap pemutaran, e. Hari ke 5 Putar 3 kali f. Hari ke 6 Putar 3 kali. g. Hari ke 7 Putar 3 kali lalu dilakukan pemeriksaan telur candling dan hanya telur yang embrionya hidup yang dimasukkan kembali kedalam mesin tetas, suhu 38 ºC, h. Hari ke 8-17 Putar 3 kali. i. Hari ke 18 Putar 3 kali lalu dilakukan pemeriksaan telur candling dan hanya telur yang embrionya hidup yang dimasukkan kembali kedalam mesin tetas, suhu 38, j. Hari ke 19-20 Putar 3 kali. k. Hari ke 21 pemanenan 3. Penanganan anak ayam setelah PEMANENAN Setelah anak ayam menetas mencapai umur satu hari, anak ayam dipindahkan ke kandang box dan diberi pemanas sebagai ganti induk ayam dan diberi pakan starter, pemeliharaan selanjutnya seperti memelihara ayam pada umumnya, Anak ayam broiler dari satu inkubator menetas dalam jangka waktu yang lama, yang menyebabkan dehidrasi dan penurunan cadangan kuning karung mereka anak ayam yang menetas lebih awal dan berpotensi mengganggu kinerja awal Vieira, 2005 Siklus pertumbuhan dimulai dari pengiriman ayam ke peternakan sampai hari panen. Waktu yang diperlukan untuk merawat anakan sampai mereka siap untuk dipanen adalah sekitar pada umur 42 hari untuk setiap siklus pertumbuhan, berdasarkan data historis. Ketika siap dipanen, biasanya ketika ayam mencapai berat hidup dasar 1,5 kilogram, Cagape, 2009 BAB 1V PENUTUP Kesimpulan 1. Fumigasi Dilakukan dengan menggunakan pengasapan dari KmnO4 sebanyak 2 gram dimasukkan kedalam wadah plastik kemudian dituangkan formaldehid 40% sebanyak 40 ml. Fumigasi dilakukan 24-48 jam sebelum mesin tetas digunakan. Tujuannya untuk mensucihamakan mesin tetas dari mikroorganisme patogen. 2. Faktor yang mempengaruhi Penetasan yaitu 3. Mekanisme penetasan meliputi fumigasi, pelaksanaan penetasan dan pemanenan 4. Penanganan anak ayam setelah pemanenan yaitu setelah anak ayam menetas mencapai umur satu hari, anak ayam dipindahkan ke kandang box dan diberi pemanas sebagai ganti induk ayam dan diberi pakan starter, pemeliharaan selanjutnya seperti memelihara ayam pada umumnya, Saran Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu disarankan untuk dapat mengkritik dan memberi saran, guna membangun makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya DAFTAR PUSTAKA Aydın İ and Ardha Broiler Chick Quality And Scoring Methods. Journal of Agricultural Faculty of Uludag University. 272131-137 Cagape, jesusa marionne mejares, m. and Reyes. 2009. Optimizing harvest dates in philippine commercial poultry farming. IMECS. 2!1-6 Dijaya, R, Nanik, S, dan Darlis, H. 2016. Kombinasi Fitur Bentuk, Warna dan Tekstur untuk Identifikasi Kesuburan Telur Ayam Kampung Sebelum Inkubasi Jurnal Buana Informatika. 73 205-214 Harb, s. K., y. A. Habbib, a. M. Kassem, and a. El raies. 2010. Energy consumption for poultry egg incubator to suit small farmer. Egypt. J. Agric. Res., 88 1193-201 Jamieson1, Page-Weir1, ., Chhagan1, A., Brash2, Klementz2, D., Bycroft2, Connolly1, Waddell1, Gilbertson3, R., Bollen3 F. and. Woolf1, fumigation to disinfest kiwifruit. New Zealand Plant Protection. 65 35-43 Jasa, L. 2006. Pemanfaatan Mikrokontroler Atmega163 Pada Prototipe Mesin Penetasan Telur Ayam. Teknologi Elektro. 5130-37 Mahi, M., Achmanu, dan Muharlien. 2013. Pengaruh bentuk telur dan bobot telur terhadap jenis kelamin, bobot tetas dan lama tetas burung puyuh coturnix-coturnix japonica. J. Ternak Tropika. 141 29-37 Ningtyas, Ismoyowati, ibnu 2013. Pengaruh temperatur terhadap daya tetas dan hasil tetas telur itik anas plathyrinchos. Jurnal ilmiah peternakan. 11347-352 Rahayu, I., Titik, S dan Hari, S. 2011. Panduan lengkap ayam. Jakarta. Penebar Swadaya Sujiono, K dan Ade, 2000. Ayam kampung petelur. Jakarta. Agribisnis Tugiyanti, Iriyanti, N. 2012. Kualitas eksternal telur ayam petelur yang mendapat ransum dengan penambahan tepung ikan fermentasi menggunakan isolat produser antihistamin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1244-48 Viera, 2005. Hatching Distribution of Eggs Varying in Weight and Breeder Age. Brazilian Journal of Poultry Science. 7 273 - 78
Asal mula unggas ayam, itik, puyuh, dll adalah berasal dari ayam hutan itik atau puyuh liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Dari tahun ke tahun unggas liar tersebut mengalami domestikasi dan melakukan persilangan-persilangan dan seleksi sehingga menghasilkan jenis-jenis unggas yang dapat kita lihat sampai saat ini. Ada jenis unggas yang cenderung menghasilkan telur, menghasilkan daging atau antara penghasil telur dan daging. Lebih dari tahun yang lalu, keberadaan ayam dalam kehidupan manusia. Pada saat itu masyarakat India melakukan kegiatan pemeliharaan ayam. Masyarakat pada saat itu memelihara ayam dengan cara domestikasi yaitu mendomestikasi ayam hutan lokal. Ayam hutan lokal inilah yang merupakan asal muasal ayam modern kita. Dari lembah Indus-India inilah kegiatan mendomestikasi gallus-gallus banyak dilakukan dan dipraktekkan ke berbagai daerah di India. Sekitar 500 tahun SM ayam yang didomestikasi tersebut telah mencapai Korea di timur dan Mediterania di barat. Pada tahun 1000 M, ayam – ayam tersebut telah menyebar di peternakan di Islandia, Madagaskar, Bali, dan Jepang. 500 tahun kemudian, ayam hutan yang sederhana tersebut telah menaklukkan ayam modern merupakan keturunan dari Gallus gallus dari India, tetapi pada tahapan awal beberapa keturunan dan verietas telah berkembang semua ayam yang berasal dari keturunan yang sama memiliki bentuk yang sama tetapi varietas dalam keturunan berbeda dalam hal warna bulu ayam.a Sejarah Ayam ras petelurayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan untuk produksi yang banyak. Ayam hutan dapat diperoleh dari telur dan dagingnya, maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan “terus dimurnikan”. Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur awal tahun 1900-an, masyarakat Indonesia baru mengenal ayam liar. Kemudian memasuki periode 1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu, dimana orang sudah bisa membedakan antara ayam orang Belanda karena pada sat itu Bangsa Belanda menjajah Indonesia dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan sebutan ayam negeri pada saat itu masih merupakan ayam negeri galur murni. Ayamsemacam ini masih bisa dijumpai di tahun 1950-an yang dipelihara oleh beberapa orang penggemar akhir periode 1980-an, banyak orang Indonesia yang belum mengenal klasifikasi ayam. Ketika itu, sifat ayam dianggap seperti ayam kampung saja, apabila telurnya enak dimakan maka dagingnya juga enak dimakan. Namun, pendapat itu ternyata tidak benar. Ayam negeripanggilan untuk ayam ras petelur pada saat itu ini ternyata bertelur banyak tetapi dagingnya tidak enak yang pertama yang masuk dan mulai diternakkan pada periode itu adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa produktifnya, karena dagingnya tidak ada dan kurang enak/ liat. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula. Disinilah masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Sementara itu telur ayam ras cokelat mulai diatas angin, sedangkan telur ayam kampung mulai terpuruk pada penggunaan resep makanan tradisional saja. Persaingan inilah menandakan maraknya peternakan ayam Sejarah Ayam kampung petelurAyam kampung merupakan hasil domestikasi ayam hutan merah selama berabad-abad. Ayam kampung yang ada di Indonesia morfologinya bentuk fisik sangat beragam, sulit sekali dibedakan dan dikelompokkan ke dalam klasifikasi tertentu. Ayam kampung ini tidak memiliki ciri yang khusus dan tidak adanya ketentuan tujuan dan arah usaha peternakannyaAyam kampung boleh dikatakan sebagai ayam asli Indonesia yang sudah dipelihara sejak jaman dahulu. Ayam ini memiliki potensi yang sudah terbukti, mampu memberi kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan keluarga, setidaknya sebagai penghasil daging dan telur. Kebanyakan ayam kampung dimanfaatkan atau diternakkan untuk diambil dagingnya atau untuk diambil telurnya, dan biasanya tergantung bagaimana tujuan peternak memelihara ayam kampung. Walau ayam kampung memang bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Alasannya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda kampung dinamakan juga sebagai ayam buras bukan ras, hal ini dilakukan untuk membedakan dengan ayam ras yaitu ayam yang sudah jelas tujuan dan arah usahanya, misalnya khusus untuk menghasilkan telur disebut ayam ras petelur atau “layer” atau ayam yang khusus menghasilkan daging disebut sebagai ayam ras pedaging atau “ broiler”Pada umumnya Produksi telur ayam kampung masih rendah. Pada umumnya ayam kampung dipelihara ala kadarnya tanpa memperhatikan kebutuhan pakan dan kesehatannya. Cara ini sering diistilahkan sebagai pemeliharaan secara ekstensif. Produksi yang dihasilkan tidak optimal yaitu sekitar 60 butir pe tahunnya. Namun dengan mulai berkembangnya budidaya ayam kampung sekarang orang sudah mulai melirik untuk dibudidayakan dengan benar untuk mencapai produksi yang optimal. Sistem pemeliharaan yang telah memperhatikan faktor bibit, pakan dan manajemen pemeliharaan disebut sistem pemeliharaan secara intensif. Hasil produksi cukup menggebirakan yaitu sampai 100 butir per tahun. Berat ayam kampung juga tergolong rendah, dimana berat badan ayam jantan dewasa tidak melebihi dari 2 kg. Apalagi pada ayam betina dan ayam-ayam yang sudah tua maka berat badannya jauh lebih rendah beberapa kelebihan yang dimiliki ayam kampung, seperti cita rasa telur maupun dagingnya lebih enak , mempunyai kemampuan beradaptasi yang lebih baik dan lebih mudah dalam Itik PetelurItik atau lebih dikenal dengan istilah Bebek adalah salah satu jenis unggas yang nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara. Itik yang ada saat ini berasal dari jenis itik liar Anas moscha atau Wild mallard. Kemudian secara terus menerus melalui domestikasi dan persilangan-persilangan secara alam, akhirnya jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus ternak itik.penyebaran itik tergolong sangat luas dibandingkan dengan jenis unggas lain, karena itik dapat hidup normal baik di daerah subtropis maupun daerah tropis. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila itik liar bisa berimigrasi sampai ke Afrika Utara dan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Filipina dan jaman kerajaan, itik sudah beredar dalam sejarah perdagangan dan pertanian di Indonesia. Masuknya itik impor ke tanah air terjadi pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Itik pertama kali diperkenalkan oleh orang-orang India pada abat ke VII terutama di wilayah pulau Jawa. Orang-orang India tersebut merupakan ahli bangunan yang sengaja didatangkan oleh Raja Syailendra untuk membangun candi-candi Hindu dan Budha di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa motivasi ritual keagamaan yang mendorong mereka mengembangakan itik di Indonesia. Berbagai upacara keagamaan seperti saat ini yang masih ada di Bali, itik dijadikan sebagai salah satu bahan pelengkan pustaka sejarah, tercatat bahwa penyebaran ternak itik sangat pesat, terutama pada jaman keemasan Majapahit yang kemudian menjadi awal permulaan penyebaran dan pengembangan ternak itik di wilayah lain Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatera, Sulawesi dan Bali. Selain angsa India, pemerintah kolonial Belanda juga tercatat memiliki andil dalam penyebaran itik di Indonesia yakni melalui kuli-kuli kontrak yang mereka mukimkan di Sumatera pada tahun 1920, khususnya di Daerah Deli dan menggembalakan itik juga tercatat pada masa pemerintahan raja Anak Wungsu 1049-1077 yang berkuasa di Kerajaan Bali. Prasasti Pucangan -salah satu prasasti yang dibuat Anak Wungsu juga menyebutkan soal itik. Dalam bagian prasasti Pucangan yang ada di Kabupaten Bangil, tertulis raja mengabulkan permohonan penduduk dengan diperbolehkan memelihara anjing dan itik serta melakukan perniagaan ke desa lain. Saat itu beternak sudah menjadi kebiasaaan masyarakat itik yang ada di Indonesia pada umumnya adalah tipe petelur. Jenis itik ini banyak dipelihara oleh masyarakat pantai, danau, atau persawahan. Hal ini disebabkan karena itik suka hidup di air. Sumber makanan seperti biji-bijian, cacing, keong, ikan kecil yang merupakan makanan itik sehari-hari terdapat di daerah pantai, danau atau persawahan. Daerah-daerah tersebut merupakan sumber bahan makanan yang melimpah dan sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia selama ini jenis itik yang dikhususkan sebagi itik pedaging adalah itik manila, yang lebih populer dengan nama entog. Jenis itik ini dalam waktu sepuluh minggu bisa mencapai bobot sampai 3 Kg. Seiiring dengan meningkatnya permintaan akan daging itik, sejak beberapa tahun yang lalu di Indonesia mulai dikembangkan peternakan itik pedaging dari berbagai jenis seperti itik peking, itik serati, dan Puyuh Puyuh merupakan jenis burung dari species atau sub species dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh darata dunia. Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak Bhs. Jawa-Indonesia. Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung liar yang pertama kali diternakan di Amerika Syarikat, tahun 1870 dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Seperti halnya dengan ternak unggas pada umumnya, maka puyuh pun dibudidayakan sebagai penghasil telur dan penghasil tahun 1907-1941 puyuh banyak diternakkan oleh masyarakat Jepang. Kemudian pada akhir tahun 1971 puyuh mulai banyak dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Jenis puyuh yang banyak diternakkan di dataran Asia termasuk Indonesia adalah sebagai puyuh petelur, sedangkan yang banyak diternakkan sebagai puyuh pedaging adalah di negara-negara Eropa. Jenis puyuh yang banyak dipelihara di Indonesia adalah jenis Coturnix japonica yang merupakan jenis puyuh penghasil telur. Sumber Agribisnis ternak unggas petelur kemendikbud Zein Sakti Orang yang mencari peruntungan di dunia blogging
Unggas adalah hewan dari keluarga burung yang memiliki sayap, berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan berkembang biak dengan cara bertelur. Contoh hewan unggas adalah, semua jenis burung, ayam, itik, angsa, mentok, dan binatang sejenisnya. Unggas merupakan hewan yang bisa diternak untuk diambil manfaatnya. Misalnya, dagingnya, telurnya, bulunya, suaranya kicaunya, dan sebagainya. Unggas yang paling banyak diternak adalah ayam pedaging, ayam telor dan itik. Ketiga jenis unggas ini paling banyak memiliki peranan dalam hajat hidup manusia. Unggas memiliki musim dalam bertelur, walaupun mereka juga bisa mengeluarkan telur sewaktu-waktu. Pada bulan Juni-Juli semua unggas mengalami musim bertelur. Beberapa peraturan berburu di dunia mengeluarkan larangan bahwa pada bulan-bulan tersebut para pemburu dilarang menembak hewan unggas di hutan yang meliputi segala jenis burung hutan, karena para unggas sedang memiliki telur disarang. Unggas secara umum dapat diartikan sebagai ternak bersayap, yang dalam taksonomi zoologinya termasuk golongan kelas Aves. Jenis unggas cukup banyak, diantaranya adalah ayam, itik, kalkun, dan angsa. Secara taksonomi zoology bangsa burung bisa digolongkan sebagai unggas, tetapi sampai saat ini yang tercantum dalam undang-undang pokok kehewanan, bangsa burung masih belum digolongkan ternak unggas. Di dalam undang-undang tersebut bahwa yang dimaksud sebagai unggas adalah ternak bersayap yang sudah lazim dipelihara oleh masyarakat. Tidak menutup kemungkinan bangsa burung masuk dalam jenis unggas karena burung secara taksonomi zoology juga termasuk ke dalam kelas Aves, selain itu burung juga mempunyai ciri-ciri seperti unggas. Contoh Unggas Ayam Ayam adalah salah satu unggas yang waktu hidupnya kebanyakan di daratan. Dari telur sampai tumbuh dan berkembangbiak. Meskipun ayam punya sayap, namun ayam tidak bisa terbang tinggi dan bebas. Sayap pada ayam berfungsi untuk keseimbangan tubuh dan untuk melindungi anak-anaknya. Ayam bagi manusia merupakan hewan yang sangat bermanfaat. Dagingnya yang sangat lezat dan mengandung gizi-gizi yang bagus untuk tubuh manusia. Selain itu, telur ayam juga bermanfaat, alasannya sama dengan daging ayam, yaitu sama-sama bisa menjadi makanan pokok yang bergizi. Burung Burung adalah unggas yang hidupnya lebih banyak di udara, seperti di atas pohon dan terbang dari pohon satu ke pohon lainnya dan terbang berkeliling dari tempat ke tempat lainnya. Burung merupakan unggas yang sering di manfaatkan manusia karena keindahan suaranya. Jadi, unggas ini dipelihara untuk dimanfaatkan suara indahnya. Selain itu, juga karena bentuknya yang indah membuat manusia tertarik untuk memeliharanya. Berbeda dengan ayam yang dipelihara dan diternak untuk dimanfaatkan daging dan telurnya. Tapi, ada beberapa ayam yang dipelihara karena keindahan dan keunggulan yang dimilikinya, seperti ayam kate dan ayam petarung. Bebek Bebek adalah jenis unggas yang hidupnya lebih sering di air. Entah untuk mencari makan atau untuk sekedar berenang. Bebek sangat bermacam-macam, disetiap negara berbeda-beda dari bentuk dan warna bulunya. Bebek juga tidak jauh seperti ayam, bisa dimanfaatkan dagingnya, bisa juga dimanfaatkan telurnya. Telur bebek sering dijadikan telur asin, karena telur bebek memiliki cangkang yang kuat dan keras.