Samaseperti otot, otak juga membutuhkan latihan agar tetap muda dan fleksibel. Menunggang kuda membutuhkan kerja otak untuk dapat mengendalikan dengan baik. Saat dalam pertandingan ataupun di luar pertandingan, jika kita berhasil mengendalikan kuda dengan baik maka kita akan merasa senang dan puas. Itu dapat meningkatkan pikiran-pikiran positif. Sampaisekarang metode ini sudah berkali-kali mengalami perubahan, disesuaikan dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi dalam alat permainan. Salah satu definisi dari terapi bermain adalah : proses hubungan anak dan terapis, yang dapat mengeksplorasi perasaan anak, serta untuk membantu menyelesaikan atau mengatasi masalah yang dihadapi Mampumengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. - 19548945 juliyantiningsih juliyantiningsih 18.11.2018 Seni Sekolah Menengah Pertama terjawab Mampu mengendalikan permainan emosi adalah manfaat dari latihan.. a. konsentrasi b. kepekaan sukma c. imajinasi d. pengindraan Kemampuanmengelola emosi, yaitu mampu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat Kemampuan memotivasi diri, yaitu kemampuan untuk menata emosi untuk mencapai tujuan, selalu meyakinkan diri sendiri, bergairah dan antusias Kemampuan mengenali emosi orang lain, yaitu kemampuan untuk dapat berempati terhadap orang lain 1 Mengurangi Stres. Tidak hanya baik untuk kesehatan fisik saja, manfaat latihan kebugaran jasmani juga sangat baik bagi kesehatan mental. Manfaat latihan kebugaran jasmani bisa mengurangi stress akibat berbagai permasalahan hidup yang muncul.. Memang tidak bisa menyelesaikan masalah, namun dengan olahraga ini setidaknya pikiran dan mentalmu lebih jernih dan siap untuk menyelesaikan masalah 2 Regulasi Emosi dan Mindfulness a. Manfaat Regulasi Emosi. Regulasi emosi adalah kemampuan mengatur dan mengendalikan emosi untuk mencapai suatu tujuan. Penting bagi orang untuk mengatur emosi mereka karena membantu mereka merasa lebih mengendalikan hidup mereka dan menghindari beberapa konsekuensi negatif. Caramengendalikan emosi bisa membantu mengontrol ledakan emosi. Dengan cara mengendalikan emosi, mental jadi lebih tenang dan situasi dapat terkendali. Cara mengendalikan emosi bisa dilakukan Melaluikegiatan bermain anak dapat mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam berinteraksi seperti menunggu giliran, mengungkapkan perasaan dan keinginan secara adaptif, berkomunikasi, dan mematuhi aturan-aturan sosial serta mengatur emosi dan mengendalikan diri. Mentalskill pada intinya adalah kesiapan pikiran seseorang untuk memenuhi tuntutan psikologis dalam suatu olahraga. Pada umumnya skill ini didasarkan pada motivasi, konsentrasi, percaya diri dan pengendalian emosional. Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Manfaatpembinaan mental bagi atlet untuk aspek afektif, emosional yaitu melalui pembinaan : biofeed back, self sugestion, dan meditasi. Berikut 12 Manfaat Pembinaan Mental Bagi Atlet secara lengkap. 1. Mengontrol perhatian sehingga seorang atlet mampu berkonsentrasi / perhatian secara penuh pada titik tertentu atau sesuatu yang harus dilakukan. 2. l0v0. Kadang, Anda butuh pendapat dari orang lain untuk memahami diri Anda sendiri. Tak masalah, Anda bisa mencoba bertanya pada orang-orang terdekat soal pandangan mereka terhadap diri Anda. Misalnya saat Anda kelelahan, apa yang biasanya Anda lakukan atau keluhkan? Bagaimana hal tersebut memengaruhi orang-orang di sekitar Anda? Ini akan membantu Anda mengenali pola perilaku Anda sendiri sekaligus memahami perasaan orang-orang yang dekat dengan Anda. 3. Mengamati setiap perubahan emosi dan mood Anda Biasakan untuk mengamati dan merasakan setiap perubahan emosi, suasana hati, atau pola perilaku Anda. Anda pun tak akan lagi mengalami mood swing yang tidak jelas asal-usulnya. Dengan begitu, Anda jadi bisa mengatasi masalah-masalah yang tadinya tidak begitu Anda sadari. Sebagai contoh, Anda tiba-tiba bangun pagi dalam keadaan uring-uringan. Jika Anda terbiasa untuk mengamati dinamika perasaan dan peristiwa dalam hidup Anda, Anda mungkin menyadari bahwa penyebabnya adalah rasa gugup lantaran Anda harus presentasi di depan supervisor Anda siang ini. 4. Menulis jurnal atau buku harian Supaya Anda lebih cepat menguasai berbagai teknik untuk mengelola emosi, catat segala aktivitas dan perasaan Anda dalam sebuah jurnal atau buku harian. Dengan begitu, Anda akan semakin mahir mendeteksi emosi yang Anda rasakan, penyebabnya, dan cara menangani emosi tersebut. Hal ini juga berlaku bagi emosi yang dirasakan orang lain. Dengan menuliskan dinamika ketika berhubungan dengan orang lain, Anda akan melatih diri untuk mencari tahu apa yang orang lain rasakan, penyebabnya, dan cara terbaik menghadapi orang tersebut. 5. Berpikir sebelum bertindak Untuk melatih kecerdasan emosional Anda, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Anda perlu waktu untuk mempertimbangkan segala kemungkinan. Selain itu, Anda juga jadi bisa melihat dampak yang ditimbulkan tindakan Anda bagi diri sendiri dan orang lain. Kesannya memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, tetapi triknya adalah dengan belajar lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Dengan begitu, Anda akan terbiasa untuk mengendalikan diri sebelum mengatakan atau berbuat sesuatu. 6. Gali akar permasalahannya Kadang, tantangan tersulit dalam melatih kecerdasan emosional adalah memahami orang lain. Maka, yang perlu Anda lakukan adalah mengasah empati. Anda bisa mengembangkan empati dengan menanyakan empat pertanyaan penting ini Perasaan apa yang sedang dia sampaikan lewat tindakan atau kata-katanya? Mengapa dia merasa demikian? Apa yang mungkin dialami atau dipikirkan olehnya tapi tidak kuketahui? Mengapa aku tidak merasakan apa yang dia rasakan? Dengan memahami orang lain, Anda pun bisa menggali akar permasalahan yang dihadapi oleh Anda dan orang lain tersebut. Karena itu, penyelesaian masalah akan jadi lebih mudah dan lancar. 7. Berintrospeksi saat menerima kritik Melatih kecerdasan emosional juga penting untuk dilakukan saat Anda mengalami kejadian yang kurang mengenakkan seperti dikritik orang lain. Tanpa Anda sadari, kritik adalah hal yang Anda perlukan untuk mengembangkan diri. Maka, daripada berkecil hati atau marah-marah, sebaiknya gunakan kesempatan ini untuk berintrospeksi. Meskipun Anda dikritik dengan cara yang kurang sopan atau tidak menghargai, usahakan untuk fokus pada isi kritiknya, bukan cara penyampaiannya. Tanyakan pada diri Anda sendiri apa yang kira-kira membuat orang lain mengkritik diri Anda sedemikian rupa? Cobalah untuk mengesampingkan sejenak rasa sakit hati atau malu yang menyelimuti Anda dan pikirkan apakah kritik tersebut ada benarnya. Setelah itu, pikirkan juga bagaimana cara untuk memperbaiki diri Anda. 8. Memahami tubuh Anda sendiri Kecerdasan emosional berkaitan langsung dengan kondisi tubuh Anda. Ini karena setiap saraf dan sel dalam tubuh Anda saling berpengaruh. Jika Anda stres, Anda bisa jadi kehilangan selera makan atau sulit tidur. Atau jangan-jangan Anda merasa mual karena sedang gugup. Belajar untuk memahami tubuh Anda sendiri akan membantu Anda menyadari perasaan dan reaksi Anda terhadap situasi tertentu. 9. Terus melatih kebiasaan tersebut Cara terbaik untuk melatih kecerdasan emosional adalah dengan terus mempraktekkan langkah-langkah di atas. Proses melatih kecerdasan emosional bisa berlangsung sepanjang hidup Anda. Namun, semakin Anda giat berusaha, hasilnya pun akan semakin baik dan terasa dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus menunggu bertahun-tahun lamanya. Anda juga tak perlu susah-susah mengikuti terapi atau seminar pengembangan diri yang harganya tidak murah. Jika Anda memang percaya bahwa kemampuan mengelola emosi mampu meningkatkan kualitas hidup, Anda hanya butuh satu kunci sederhana, yaitu terus mendorong diri sendiri untuk melatih kecerdasan emosional. BACA JUGA Hati-hati Bahaya Memendam Emosi Sst… Orang Lain Tahu Kalau Anda Hanya Tertawa Basa-basi Mengetahui Jika Anda Berada Dalam Hubungan yang Abusive Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Latihan Mental Mental Training adalah latihan yang diprogramkan dan dilakukan dalam bentuk kejiwaan baik kognitif, efektif, maupun psikomotor secara terorganisir. Pelatihan mental merupakan keunggulan kompetitif yang dapat membuat kita memiliki rasa percaya diri tinggi guna melawan musuh yang akan kita mental selain diperlukan untuk mempersiapkan atlet sebelum pertandingan atau kompetisi juga dapat digunakan guna menumbuhkan ketahanan mental atlet itu sendiri. Ketahanan mental atau daya tahan mental sendiri merupakan suatu kondisi kejiwaan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kemampuan menghadapi gangguan, ancaman dalam segala hal, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Ketahanan mental bukanlah sesuatu yang diwariskan kepada atlet, tetapi mental harus dipelajari. Ungkapan tersebut diperkuat oleh pendapat Loehr 1982 10 bahwa ketahanan mental itu dipelajari, tidak diwariskan. Selanjutnya Vealey 1988 menjelaskan bahwa kemampuan mental layaknya kemampuan fisik, bisa dipelajari dalam tingkatan tertentu. Latihan mental merupakan sebuah pendekatan edukatif di mana kemampuan mental dipandang sebagai suatu hal yang bisa dipelajari. Kedua pendapat tersebut menegaskan bahwa latihan mental seperti layaknya latihan fisik agar bisa dikuasai dengan baik oleh atlet harus diajarkan oleh pelatih dan dipelajari oleh dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, sang atlet perlu memiliki mental yang tangguh, sehingga ia dapat berlatih dan bertanding dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak mudah terganggu oleh masalah-masalah non-teknis atau masalah pribadi. Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya dengan sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan strategi bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang dirancang oleh pelatihnya. Dalam hal ini kita dapat memiliki mental yang kuat harus memiliki, sebagai berikut Energi mental yang cukup untuk menjadi tangguhFokus. Karena sebesar apa pun energi Anda, tetap saja memiliki limit. Anda harus fokuskan kekuatan anda itu untuk bisa tetap berdiri saat teman-teman Anda system. Kekuatan mental bukan hanya tentang memiliki kekuatan/energi yang besar untuk bertahan, tetapi tentang seberapa banyak Anda recharge diri Anda, dan seberapa banyak resource yang Anda punya untuk menjaga energi mental dapat menggunakan berbagai macam jenis latihan untuk digunakan dalam pelatihan mental yang tentunya harus terstruktur atau dirancang dengan baik serta sesuai dengan kebutuhan dari atlet itu agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Jenis- jenis latihan mental atau mental training yang dapat dilakukan seorang atlet sebelum bertanding di sebuah kompetisi, antara lainMembuat catatan harian mental Mental LogCatatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis setiap atlet selesai melakukan latihan, pertandingan, atau acara lain yang berkaitan dengan olah raganya. Dalam buku catatan latihan mental ini dapat dituliskan pikiran, bayangan, ketakutan, emosi, dan hal lain-lain yang dianggap penting dan relevan oleh atlet. catatan ini semestinya dapat menceritakan bagaimana atlet berpikir, bertindak, bereaksi, juga merupakan tempat untuk mencurahkan segala perasaan negatif jika melakukan kegagalan atau tampil Sasaran Goal SettingPenetapan sasaran perlu dilakukan agar atlet memiliki arah yang harus dituju. Penetapan sasaran ini sedapat mungkin harus bisa diukur agar dapat melihat perkembangan dari pencapaian sasaran yang ditetapkan. Sasaran ini sebaiknya dikonsultasikan juga dengan pelatih. Sasaran tersebut harus membuat atlet tertantang tetapi tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sulit agar dapat berfungsi juga sebagai pembangkit RelaksasiTujuan daripada latihan relaksasi seperti latihan manajemen stres adalah untuk mengendalikan ketegangan, baik itu ketegangan fisik maupun psikologis. Ada berbagai macam bentuk latihan relaksasi, namun yang paling mendasar adalah latihan relaksasi otot secara progresif. Tujuan daripada latihan ini adalah agar atlet dapat mengenali kapan saatnya harus rileks dan membedakannya dengan keadaan Visualisasi Mental ImageryLatihan Visualisasi merupakan suatu bentuk latihan mental yang berupa pembayangan diri di dalam pikiran. Manfaat daripada latihan imajeri antara lain adalah untuk mempelajari teknik baru, memperbaiki Teknik yang masih salah atau belum sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, dan latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Di dalam imajeri si atlet bukan hanya melihat’ dirinya melakukan teknik-teknik, tapi juga memfungsikan indera pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan. Untuk dapat menguasai latihan imajeri, seorang atlet harus dapat mahir dulu dalam melakukan latihan KonsentrasiKonsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu objek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Mental sendiri dapat mempengaruhi banyak hal dalam dunia kompetitif sebagai seorang atlet, contohnya seperti peningkatkan kinerja atlet sangat efektif dan efisien jika dilakukan dengan menggabungkan keterampilan fisik dan strategi mental yang sesuai dengan kebutuhannya dalam menjalani kompetisi. Kehilangan atau didapatkannya momentum oleh atlet, terjadi lebih banyak karena faktor mental dan emosional. Atlet bisa mengalami blok mental atau kehilangan kontrol mental dalam hitungan detik. Ini dapat terjadi terutama dalam situasi persaingan yang ketat dimana kondisi mental mengganggu kemampuan yang dimiliki. Ketidakstabilan kondisi mental yang terjadi itu dapat dicegah dengan memastikan atlet tampil sesuai dengan strategi kognitif untuk mengatasi kecemasan, stres, pikiran dan emosi negatif yang telah di atur sedemikian rupa sebelum bertanding. Ini sangat membantu atlet untuk mengatasi berbagai tantangan yang bersifat negatif dari lingkungan dan kondisi tempat itu atlet saat ini perlu menanamkan dalam diri mereka beberapa karakteristik yang menurut Yuanita Nasution 2007 ada tiga karakteristik yang sebaiknya terdapat pada diri atlet yang akan menjalani latihan mental yaitu Atlet tersebut menjalani latihan mental. Karena apabila suatu tugas dihadapi dengan sikap positif, maka potensi keberhasilannya akan semakin nyata. Sebaliknya, jika atlet malas melakukan latihan, dapat menybabkan kegagalan. Oleh karena itu, atlet sendiri yang harus memutuskan bahwa atlet tersebut menjalani setiap program latihan sampai selesai, dan yakin bahwa latihan tersebut akan membawa manfaat bagi kemajuan prestasinya. Tanpa adanya komitmen tersebut, atau jika atlet merasa terpaksa dalam menjalankan latihan, maka manfaat dari hasil latihan yang dijalaninya akan harus menjalankan setiap program latihan secara utuh. Keuntungan atau manfaat dari latihan mental hanya akan terasa jika atlet menjalankan seluruh program latihan secara utuh, tidak sepotong-sepotong. Serupa dengan latihan keterampilan fisik, maka proses latihan mental pun harus dilakukan berulang-ulang karena atlet memerlukan waktu, usaha, maupun umpan balik dari kemajuan suatu harus memiliki kemauan untuk menjalani latihan dengan sempurna, sebaik mungkin. Setiap program latihan mental telah di rancang secara terstruktur sehingga seluruh kegiatannya memiliki fungsi dan manfaat masing-masing. Termasuk seluruh penugasan dan evaluasi atau penilaian diri yang harus dilakukan oleh atlet, merupakan bagian dari program latihan mental yang tidak boleh diabaikan. Latihan mental merupakan suatu proses yang harus dijalani sesuai prosedur karena itu tidak ada jalan pintas untuk mencapai prestasi dibalik semua ini pasti ada manfaat tersembunyi yang perlu kita ketahui supaya dapat meyadarkan kita betapa pentingnya untuk melatih mental kita sebelum bertanding di sebuah kompetisi, karena semua ini penting bagi kemajuan atlet bangsa Indonesia agar dapat bersaing di berbagai kompetisi tingkat nasional bahkan bisa mencapai kompetisi tingkat internasional. Manfaat dari Latihan Mental bagi atlet, antara lain Mengontrol perhatian sehingga seorang atlet mampu berkonsentrasi atau perhatian secara penuh pada titik tertentu atau sesuatu yang harus emosi, sehingga seorang atlet sanggup menguasai perasaan marah, benci, cemas, takut, sehingga dapat menguasai ketegangan dan mampu beraktifitas dengan energi sehingga seorang atlet sanggup untuk pulih secara secara awarennes, seorang atlet memiliki pemahaman akan keadaan tubuhnya sehingga mampu mengendalikan atau melokalisasi ketegangan dalam rasa percaya perencanaan bawah sadar atau manfaat pembinaan mental bagi atlet imagery, yaitu seorang atlet mampu membuat perencanaan gerak atau taktik permainan sebelum pertandingan pemikiran, yaitu seorang atlet mampu mengubah pemikiran awal menjadi yang lebih positif. 1 2 Lihat Atletik Selengkapnya Apakah selama ini Parents melihat si kecil masih sulit mengendalikan emosinya? Bahkan Anda menilai kalau anak mudah marah, atau mudah sekali bersedih? Melatih anak untuk memiliki kecerdasan emosi memang tidak mudah. Namun, bukan berarti tidak bisa, lho! Penting untuk dipahami lebih dulu bahwa perkembangan emosi anak sebenarnya akan mengikuti perkembangan usianya. Artinya, kecerdasan emosi anak ini akan terus berkembang sesuai dengan bertambahnya usia anak. Sejak anak di masih bayi, remaja, hingga ia tumbuh beranjak dewasa. Jika kecerdasan emosi anak dilatih sejak dini, sikap anak mudah marah pun bisa dikendalikan, termasuk bisa lebih berempati dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya. Ketika anak bisa mengendalikan emosinya. kelak mereka akan mampu mengelola konflik dan mengembangkan hubungan yang lebih dalam. Bahkan, ada penelitian yang menyatakan bahwa kesuksesan seseorang akan berkaitan erat dengan kecerdasan emosinya. Anak mudah marah karena tidak bisa kendalikan emosi, apa yang perlu dilakukan? Melatih agar anak memiliki kecerdasan emosi sebenarnya bisa dilakukan lewat beragam cara. Misalnya, sejak kecil anak perlu dilatih untuk mengenali emosinya sendiri. Saat anak merasa marah, kecewa, sedih, atau takut, mereka harus lebih dulu memahaminya. Kemudian, latih anak untuk menghadapi rasa tidak nyaman yang dirasakan. Perlahan, anak perlu dilatih untuk bisa mengelola emosinya sehingga ia pun akan bisa menyesuaikan antara emosi yang disampaikan dengan situasi yang sedang berlangsung. Langkah selanjutnya, jangan lupa untuk melatih anak untuk bisa memotivasi diri dan belajar untuk bisa lebih peka dengan perasaan orang lain. Jika langkah di atas masih terasa sulit dilakukan, melatih kecerdasan emosi anak sebenarnya juga bisa diasah dengan cara yang lebih mengasyikan, yaitu lewat permainan. Board game Karnaval Seru Adalah Karnaval Seru, sebuah board game yang saat ini bisa dimanfaatkan Parents untuk melatih kecerdasan emosi dan sosial anak. Permainan ini sendiri digagas oleh psikolog anak dari Klinik Psikologi dan Pusat Terapi Mentari Anakku dan Menthilis. Alasan mengapa Mentari Anakku dan Mesthilis berkolaborasi dan melahirkan’ permainan ini sebenarnya tidak hanya karena adanya kesadaran pentingnya melatih kecerdasan emosi, namun disebabkan selama ini masih belum ada permainan yang sifatnya melatih kecerdasan sosial dan emosional. Hal inilah yang disampaikan Firesta Farizal, Psikolog selaku Psikolog Anak dan Direktur Mentari Anakku saat ditemui dalam launcing Karnaval Seru di Workplay, Bintaro belum lama ini. “Sayangnya di Indonesia banyak sekali mainan yang sifatnya untuk kecedasan atau kemampuan kognitif anak. Misalnya, flash card memory atau permainan motorik seperti balok-balok, mukul-mukul. Nah, kami melihat kalau jarang sekali ada mainan yang menyentuh sosial emosional. Padahal di luar negeri sudah banyak banget.” Board game ini memang diharapkan bisa memudakan para orangtua untuk melatih kecerdasan emosi sosial anak. Baik Mentari Anakku dan Menthilis melihat bahwa melatih anak untuk bisa memperlihatkan ekspresi emosinya bukan hal yang mudah. Orangtua sering kali merasa bingung, mengenai hal apa saja yang harus dilakukan untuk membantu anak menjadi lebih cerdas secara emosi sosial. Artikel terkait Parents, ini caranya mengendalikan emosi anak sesuai tahapan usia Seperti apa board game Karnaval Seru ini? Board game Karnaval Seru ini bisa dimainkan 2 sampai 4 orang anak, dengan dampingan orangtua. Selain itu, permainan ini ditujukan untuk anak usia 5 hingga 9 tahun. Alasannya, pada usia ini anak-anak sudah lebih komunikatif, dan bisa dipancing’ untuk banyak bercerita. Cara bermainnya, sebenarnya tak berbeda jauh dengan board game ular tangga. Anak akan diminta untuk mengocok dadu, dan menjalankan bidak. Jika anak berhenti di warna merah, ia akan diminta untuk mengambil kartu merah dan mendapat tantangan untuk menjawab pertanyaan sesuai yang ada di kartu. Pertanyaan di dalam kartu inilah yang akan mengasah kecerdasan emosi sosial anak. Jika jawaban anak sudah bisa menggambarkan perasaan emosinya, ia pun berhak untuk mendapatkan atribut yang akan melengkapi si badut. Sementara jika anak berhenti di lingkaran putih, ia pun tetap mendapat tantangan. Namun bedanya tidak mengambil kartu, melainkan memutar sebuah bianglala untuk melihat kejutan’ atau bonus’ yang bisa didapatkan. Terkait dengan jawaban anak, sebenarnya tidak ada yang benar dan salah. Parents hanya perlu memancing’ dan mencoba memahami apakah ada kesulitan yang dirasakan oleh anak. “Selama jawaban anak bisa menggambarkan pikiran dan perasaannya tanpa merugikan orang lain, anak-anak bisa mendapatkan apresiasi. Jangan lupa pancing anak untuk bisa memilki jawaban yang varitif, melatih anak agar punya solusi dan belajar lebih asertif dalam menyampaikan pendapat,” ungkap Alia Mufida, M. Psi., Psikologi, psikolog anak Mentari Anakku. “Saat bermain, tanpa diduga orangtua juga bisa mendapat informasi yang sebelumnya tidak pernah didengar, lho,” ungkap psikolog yang kerap disapa Fida ini. Bagaimana? Tertarik untuk mengisi waktu bersama anak dengan bermain dan mengasah kecerdasan emosi sosial anak? Untuk mendapatkan board game ini, bisa langsung cek Instagram karnavalseru, ya! Baca juga 5 tanda anak memiliki kecerdasan emosional, si kecil sudah punya belum, Bun? Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.